Kata Ibrani untuk Kerajaan Allah adalah Malkuta
de-Adonai-bertahtanya Allah sebagai raja.
Mari kita
perhatikan ayat-ayat berikut ini :
1.
Keluaran 15:18
"TUHAN memerintah kekal selama-lamanya"
2.
Kel. 19:4-6
4 Kamu sendiri telah
melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah
mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. 5
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang
pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari
antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6 Kamu
akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya
firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel
3.
Ul. 33:5
"Ia menjadi raja di Yesyurun,
ketika kepala-kepala bangsa datang berkumpul, yakni segala suku Israel
bersama-sama"
Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kerajaan
yang dibangun oleh Allah melalui umat Israel adalah kerajaan imam. Ada tiga
poin pokok yang menjadi inti Kerajaan Imam Sinai:
1. YHWH sebagai raja atas
segala bangsa.
2.
YHWH memilih Israel sebagai umat kesayangan
agar Israel menjadi model atau patron bagi
bangsa-bangsa kafir di sekitarnya tentang bagaimana hidup taat dan
beriman kepada YHWH agar mereka pun pada akhirnya hanya me-Rajakan
YHWH.
3. Kekudusan adalah nilai
utama Kerajaan Allah.
4.
Visi besar kerajaan Allah itu adalah
seluruh bangsa hidup taat dan beriman kepada YHWH dan me-Rajakan YHWH dalam
seluruh aspek hidup mereka.
Dalam
perkembangannya Israel tidak puas dengan model kerajaan Allah yang dimaksudkan
oleh YHWH. Mereka menginginkan raja manusia seperti bangsa-bangsa di sekitar
mereka.
Mari kita
perhatikan ayat-ayat berikut ini :
1.
1 Sam. 8:6-9
6 Waktu mereka
berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,"
perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN. 7
TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam
segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka
tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas
mereka. 8 Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari
Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku
dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu. 9
Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka
dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak
raja yang akan memerintah mereka."
2.
Ulangan 17:14-20
14 Apabila engkau
telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah
mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja
atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, 15 maka hanyalah
raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari
tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu;
seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu. 16
Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan
bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman
kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi. 17
Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang;
emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak. 18 Apabila
ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya
salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. 19
Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya
untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi
hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya, 20 supaya jangan ia
tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari
perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan
anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel.
Dari ayat-ayat
tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa YHWH memaklumi apa yang menjadi
keinginan orang Israel. YHWH tidak menolak pemerintahan secara
politik-monarkis, yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh raja-manusia. Namun
visi kerajaan imam haruslah menjadi visi bagi pemerintahan manusia itu. Sebab
itulah YHWH mengajukan larangan sebagai prasyarat raja-manusia berdasar pada
tiga hal yang berpotensi menggagalkan Israel menjadi sebuah Kerajaan Imam,
yakni kekuatan militer, politik dan ekonomi.
Namun Israel
melanggar perjanjian itu. Akibatnya 1. Kerajaan Israel dihancurkan; 2. Umat
Israel dibuang dan dijajah oleh bangsa-bangsa lain
(Babilonia-Persia-Yunani-Romawi); 3. Bait Allah dihancurkan. Tepat seperti apa
yang diperingatkan YHWH pada Salomo dalam 1 Raja-Raja 9:1-9.
1 Ketika Salomo
selesai mendirikan rumah TUHAN dan istana raja dan membuat segala yang
diinginkannya, 2 maka TUHAN menampakkan diri kepada Salomo untuk
kedua kalinya seperti Ia sudah menampakkan diri kepadanya di Gibeon. 3
Firman TUHAN kepadanya: "Telah Kudengar doa dan permohonanmu yang
kausampaikan ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang kaudirikan ini
untuk membuat nama-Ku tinggal di situ sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan
hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa. 4 Mengenai engkau, jika
engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan
dengan benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan
jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, 5
maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya
seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan berkata: Keturunanmu
takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. 6 Tetapi jika kamu ini
dan anak-anakmu berbalik dari pada-Ku dan tidak berpegang pada segala perintah
dan ketetapan-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada
allah lain dan sujud menyembah kepadanya, 7 maka Aku akan
melenyapkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,
dan rumah yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku itu, akan Kubuang dari hadapan-Ku,
maka Israel akan menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa. 8
Dan rumah ini akan menjadi reruntuhan, sehingga setiap orang yang lewat akan
tertegun, bersuit, dan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat yang demikian
kepada negeri ini dan kepada rumah ini? 9 Maka orang akan berkata:
Sebab mereka meninggalkan TUHAN, Allah mereka, yang membawa nenek moyang mereka
keluar dari tanah Mesir dan sebab mereka berpegang pada allah lain dan sujud
menyembah kepadanya dan beribadah kepadanya. Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan
segala malapetaka ini ke atas mereka."
Karena itu orang
Israel sangat menantikan pemulihan bagi kerajaan Israel yang ditandai dg : 1.
Pulihnya dinasti pemerintahan Daud (hadirnya mesias); 2. Dibangunnya kembali
bait suci; 3. Kembalinya orang Israel dari pembuangan. Dan janji pemulihan
inilah yang juga terus diberitakan oleh para nabi Perjanjian Lama. Dan Yesus
hadir untuk menggenapi janji itu (Lukas 4: 21).
Sayangnya, pada masa Yesus visi kerajaan Allah ini
terdistorsi. Umat Yahudi memaknai hadirnya Kerajaan Allah sebagai dibebaskannya
Israel dari penjajahan dan kembali berkuasanya kerajaan Israel atas
bangsa-bangsa seperti pada masa Raja Daud. Orang Israel berupaya mewujudkan
visi itu dengan berbagai cara. Ada yang bergerak secara radikal-revolusioner.
Gerakan ini dimotori oleh kaum zelot
dengan semboyan mereka “No King but God!”. Ada yang memilih
hidup menyepi dan hidup suci, yaitu golongan kaum esenit. Bagi mereka, Kerajaan
Allah ada dalam dimensi keheningan dan kesendirian jauh dari orang-orang kafir,
sesat dan berdosa. Dan ada yang berupaya melegalisasi diri sebagai 'Raja
yang akan datang' dengan kekuatan uang, politik kotor, dan kekuasaan. Mereka
berasal dari kalangan istana, Herodes. Dan ada golongan yang senang
mempertahankan status quo karena memberikan keuntungan politik dan ekonomi,
yaitu orang-orang Farisi, Saduki, dan ahli-ahli Taurat.
Yesus memberikan pemaknaan yang kontras dan beroposisi
dari konsep Kerajaan Allah yang umum dianut saat itu. Berita tentang kerajaan
Allah sebagai kerajaan imam, kerajaan umat yang dikuduskan, dan bukan kerajaan
secara politik, ekonomi, ataupun militer adalah inti berita Yesus kepada umat
Israel waktu itu. Kerajaan yang digenapi melalui kehadiran, kematian dan
kebangkitan Yesus untuk menebus seluruh umat manusia dan alam semesta dari
perbudakan dosa untuk menyembah Yesus sebagai Raja!.
Dari makna ini, kita dibawa kepada suatu klarifikasi
bahwa Kerajaan Allah pertama-tama dan terutama berbicara tentang cita-cita
eskatologis bahwa Kristus adalah Raja yang sudah dinobatkan dan
setiap makhluk dipanggil untuk taat dan menyembah-Nya (Fil. 2:10-11; Kol.
1:15-18).
10 supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus
Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
15 Ia adalah gambar
Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang
diciptakan, 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih
dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 18
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari
antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 19
Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, 20 dan
oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di
bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah
salib Kristus.
Dan setiap orang yang percaya kepada Yesus
dipanggil untuk mewujudkan visi kerajaan Allah dalam hidupnya (Roma 1:5, “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan
jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan
taat kepada nama-Nya.”).
Visi kerajaan Allah
itu diwujudkan dengan menghadirkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, damai, dan sukacita,
seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam Roma 14:17 ”Sebab Kerajaan
Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran (= keadilan),
damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."
Mari kita mendiskusikan bagaimana implikasi
kebenaran tentang kerajaan Allah bagi kehidupan kita :
1.
Apa arti keselamatan dalam Yesus
Kristus bagimu, setelah kamu memahami tentang konsep kerajaan Allah? (band. Yoh
17:3, Yes 11)
2.
Apa visi dan panggilan hidupmu
sebagai warga kerajaan Allah?
3.
Bagaimana kamu mewujudkan visi itu:
o Sebagai mahasiswa :
o Sebagai anggota keluarga :
o Sebagai pekerja -nantinya- :
o Sebagai pelayan siswa/kampus/gereja :
o Sebagai warga gereja :
o Sebagai warga Indonesia :
0 komentar:
Posting Komentar