Kamis, 09 Februari 2012

Visi Kerajaan Allah

Kata Ibrani untuk Kerajaan Allah adalah Malkuta de-Adonai-bertahtanya Allah sebagai raja.

Mari kita perhatikan ayat-ayat berikut ini :
1.       Keluaran 15:18
"TUHAN memerintah kekal selama-lamanya"

2.       Kel. 19:4-6
4 Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. 5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel

3.       Ul. 33:5
"Ia menjadi raja di Yesyurun, ketika kepala-kepala bangsa datang berkumpul, yakni segala suku Israel bersama-sama"

Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kerajaan yang dibangun oleh Allah melalui umat Israel adalah kerajaan imam. Ada tiga poin pokok yang menjadi inti Kerajaan Imam Sinai: 
1.       YHWH sebagai raja atas segala bangsa.
2.       YHWH memilih Israel sebagai umat kesayangan agar Israel menjadi model atau patron bagi bangsa-bangsa kafir di sekitarnya tentang bagaimana hidup taat dan beriman kepada YHWH agar mereka pun pada akhirnya hanya me-Rajakan YHWH.
3.       Kekudusan adalah nilai utama Kerajaan Allah.
4.       Visi besar kerajaan Allah itu adalah seluruh bangsa hidup taat dan beriman kepada YHWH dan me-Rajakan YHWH dalam seluruh aspek hidup mereka.

Dalam perkembangannya Israel tidak puas dengan model kerajaan Allah yang dimaksudkan oleh YHWH. Mereka menginginkan raja manusia seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka.

Mari kita perhatikan ayat-ayat berikut ini :
1.       1 Sam. 8:6-9
6 Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN. 7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. 8 Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu. 9 Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka."

2.       Ulangan 17:14-20
14 Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, 15 maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu. 16 Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi. 17 Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak. 18 Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. 19 Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya, 20 supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel.

Dari ayat-ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa YHWH memaklumi apa yang menjadi keinginan orang Israel. YHWH tidak menolak pemerintahan secara politik-monarkis, yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh raja-manusia. Namun visi kerajaan imam haruslah menjadi visi bagi pemerintahan manusia itu. Sebab itulah YHWH mengajukan larangan sebagai prasyarat raja-manusia berdasar pada tiga hal yang berpotensi menggagalkan Israel menjadi sebuah Kerajaan Imam, yakni kekuatan militer, politik dan ekonomi.

Namun Israel melanggar perjanjian itu. Akibatnya 1. Kerajaan Israel dihancurkan; 2. Umat Israel dibuang dan dijajah oleh bangsa-bangsa lain (Babilonia-Persia-Yunani-Romawi); 3. Bait Allah dihancurkan. Tepat seperti apa yang diperingatkan YHWH pada Salomo dalam 1 Raja-Raja 9:1-9.

1 Ketika Salomo selesai mendirikan rumah TUHAN dan istana raja dan membuat segala yang diinginkannya, 2 maka TUHAN menampakkan diri kepada Salomo untuk kedua kalinya seperti Ia sudah menampakkan diri kepadanya di Gibeon. 3 Firman TUHAN kepadanya: "Telah Kudengar doa dan permohonanmu yang kausampaikan ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang kaudirikan ini untuk membuat nama-Ku tinggal di situ sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa. 4 Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, 5 maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. 6 Tetapi jika kamu ini dan anak-anakmu berbalik dari pada-Ku dan tidak berpegang pada segala perintah dan ketetapan-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, 7 maka Aku akan melenyapkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, dan rumah yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku itu, akan Kubuang dari hadapan-Ku, maka Israel akan menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa. 8 Dan rumah ini akan menjadi reruntuhan, sehingga setiap orang yang lewat akan tertegun, bersuit, dan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat yang demikian kepada negeri ini dan kepada rumah ini? 9 Maka orang akan berkata: Sebab mereka meninggalkan TUHAN, Allah mereka, yang membawa nenek moyang mereka keluar dari tanah Mesir dan sebab mereka berpegang pada allah lain dan sujud menyembah kepadanya dan beribadah kepadanya. Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan segala malapetaka ini ke atas mereka."

Karena itu orang Israel sangat menantikan pemulihan bagi kerajaan Israel yang ditandai dg : 1. Pulihnya dinasti pemerintahan Daud (hadirnya mesias); 2. Dibangunnya kembali bait suci; 3. Kembalinya orang Israel dari pembuangan. Dan janji pemulihan inilah yang juga terus diberitakan oleh para nabi Perjanjian Lama. Dan Yesus hadir untuk menggenapi janji itu (Lukas 4: 21).

Sayangnya, pada masa Yesus visi kerajaan Allah ini terdistorsi. Umat Yahudi memaknai hadirnya Kerajaan Allah sebagai dibebaskannya Israel dari penjajahan dan kembali berkuasanya kerajaan Israel atas bangsa-bangsa seperti pada masa Raja Daud. Orang Israel berupaya mewujudkan visi itu dengan berbagai cara. Ada yang bergerak secara radikal-revolusioner. Gerakan ini dimotori oleh kaum zelot  dengan semboyan mereka “No King but God!”.  Ada yang memilih hidup menyepi dan hidup suci, yaitu golongan kaum esenit. Bagi mereka, Kerajaan Allah ada dalam dimensi keheningan dan kesendirian jauh dari orang-orang kafir, sesat dan berdosa. Dan ada yang berupaya melegalisasi diri sebagai 'Raja yang akan datang' dengan kekuatan uang, politik kotor, dan kekuasaan. Mereka berasal dari kalangan istana, Herodes. Dan ada golongan yang senang mempertahankan status quo karena memberikan keuntungan politik dan ekonomi, yaitu orang-orang Farisi, Saduki, dan ahli-ahli Taurat.

Yesus memberikan pemaknaan yang kontras dan beroposisi dari konsep Kerajaan Allah yang umum dianut saat itu. Berita tentang kerajaan Allah sebagai kerajaan imam, kerajaan umat yang dikuduskan, dan bukan kerajaan secara politik, ekonomi, ataupun militer adalah inti berita Yesus kepada umat Israel waktu itu. Kerajaan yang digenapi melalui kehadiran, kematian dan kebangkitan Yesus untuk menebus seluruh umat manusia dan alam semesta dari perbudakan dosa untuk menyembah Yesus sebagai Raja!.

Dari makna ini, kita dibawa kepada suatu klarifikasi bahwa Kerajaan Allah pertama-tama dan terutama berbicara tentang cita-cita eskatologis bahwa Kristus adalah Raja yang sudah dinobatkan dan setiap makhluk dipanggil untuk taat dan menyembah-Nya (Fil. 2:10-11; Kol. 1:15-18).

10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, 20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Dan setiap orang yang percaya kepada Yesus dipanggil untuk mewujudkan visi kerajaan Allah dalam hidupnya (Roma 1:5, “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.”).

Visi kerajaan Allah itu diwujudkan dengan menghadirkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, damai, dan sukacita, seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam Roma 14:17 ”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran (= keadilan), damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."

Mari kita mendiskusikan bagaimana implikasi kebenaran tentang kerajaan Allah bagi kehidupan kita :
1.       Apa arti keselamatan dalam Yesus Kristus bagimu, setelah kamu memahami tentang konsep kerajaan Allah? (band. Yoh 17:3, Yes 11)


2.       Apa visi dan panggilan hidupmu sebagai warga kerajaan Allah?


3.       Bagaimana kamu mewujudkan visi itu:
o    Sebagai mahasiswa :
o    Sebagai anggota keluarga :
o    Sebagai pekerja -nantinya- :
o    Sebagai pelayan siswa/kampus/gereja :
o    Sebagai warga gereja :
o    Sebagai warga Indonesia :


0 komentar:

Posting Komentar