~
Mazmur 90 ~
Saya
ingin mengawali firman Tuhan ini dengan satu pertanyaan sederhana :
“Apakah
kamu setuju jika saya mengatakan bahwa setiap kita memiliki kesempatan hidup
yang sama yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 4 minggu dalam
sebulan, dan 52 minggu dalam setahun?
Namun
demikian ada yang membedakan kita satu dengan yang lain, yaitu panjangnya usia
kita. Masalahnya adalah kita tidak pernah bisa mengetahui seberapa panjang usia
kita. Mungkin di antara kita usianya akan sampai 70 th, yang lain 50 th, atau…
20 th, atau ada hanya sampai besok, dan ada yang malah hanya sampai hari ini!
Karena kita tidak pernah mengetahui batas usia kita maka kita harus menyadari
bahwa hidup kita ini sungguh amat singkat. Life is so short!. Hidup setiap saat
bisa berakhir. Batasnya hanyalah nanti.
Jadi,
apakah yang harus kita lakukan dalam masa hidup kita yang singkat itu? Mari
kita belajar dari kebenaran firman Tuhan dalam Mazmur 90.
Mazmur
90 ini berisikan doa yang dinaikkan oleh Musa ketika dia memimpin bangsa Israel keluar
dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan atau tanah perjanjian. Dalam perjalanan
itu bangsa Israel
memberontak kepada Allah. Akibatnya Allah
menghukum bangsa Israel
dengan membuat mereka berputar-putar di padang
gurun Arab selama 40 tahun sampai seluruh angkatan orang-orang yang memberontak
itu mati dan tidak dapat memasuki tanah Kanaan. Setelah itu munculah generasi Israel yang
baru. Generasi Israel
yang baru ini hidup taat pada Allah, maka
Allah membawa mereka memasuki tanah Kanaan dibawah kemimpinan Yosua,
sang penerus Musa. Doa ini dinaikkan sebelum Musa menyerahkan kepemimpinannya
pada Yosua.
Apakah
isi doa musa ini???
Mari
kita perhatikan ay 12.
BIS
: “Sadarkanlah kami akan singkatnya
hidup ini…” à
Musa meminta agar Tuhan membuatnya menyadari bahwa waktu hidupnya sangat
singkat. Mengapa Musa meminta hal ini? Sebab
dengan menyadari kalau waktu hidupnya sangat singkat Musa akan menjadi
orang yang bijaksana/berbudi, yaitu orang yang mampu membuat keputusan hidup
yang tepat/benar.
Dengan
kata lain, Musa ingin menjadi orang yang bisa membuat keputusan yang
tepat/benar agar hidupnya yang singkat itu tidak menjadi sia-sia!
Musa tahu bahwa jika dirinya salah dalam membuat keputusan maka dia akan
mengalami kerugian yang sangat besar sekali sebab waktu hidupnya yang singkat
itu justru digunakan untuk melakukan hal yang tidak berguna/hal yang sia-sia.
Untuk
lebih memahami bagian ini saya ingin bertanya kepada kalian : “Pernahkah kalian
membuat keputusan yang keliru??”
Saya
berikan contoh :
-
Belajar
vs menonton TV à
nilai ulangan matematika jelek
-
Jajan
vs menabung à
bisa membeli sepatu basket idaman
Keputusan
yang salah mendatangkan kerugian ! Keputusan yang benar menguntungkan!
Mari
kita perhatikan fakta berikut :
- Kalau karena lebih memilih menonton televisi daripada belajar akibat kalian mendapat nilai jelek. Kalian mengalami kerugiaan yang hanya bersifat sementara. Begitu kita remidi persoalan terselesaikan.
- Bagaimana kalau kita malas belajar waktu ujian nasional? Akibatnya nilai UN kita jelek dan kalian tidak bisa masuk sekolah idaman maka kerugiaannya harus kita alami selama 3 tahun.
- Namun bagaimana kalau yang menjadi taruhan adalah seluruh masa hidup kita? Misalnya kalian bertindak salah dengan menggunakan narkoba akibatnya seumur hidup kalian menjadi pecandu, otak kalian rusak, dan mengalami cacat mental. Wah betapa sia-sianya hidup yang seperti itu ya.
- Lebih celaka lagi kalau akibat dari keputusan yang salah itu harus kita tanggung tidak hanya dalam hidup kita yang sekarang ini tetapi kita harus mengalaminya selama-lamanya dalam kekekalan! Wah betapa menakutkannya keadaan yang seperti itu. Apakah hal itu dapat terjadi pada kita? YA, itu bisa terjadi. Itulah yang saya sebut sebagai kerugian terbesar!
KERUGIAN
TERBESAR adalah hidup yang binasa oleh karena dosa sebagaimana digambarkan oleh
Musa dalam ay 7-10. Dalam bagian ini Musa menunjukkan bahwa Allah membenci dosa
dan harus menghukum dosa. Dan kenyataan bahwa kita semua berdosa akibatnya kita
semua jatuh dalam hukuman Allah. Ini adalah kerugian terbesar sebab sebagaimana
dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 16:25 “Apa gunanya seorang memperoleh
seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya
sebagai ganti nyawanya?”. Itu artinya apapun yang bisa kita miliki, bisa kita
raih, apapun yang kita bangun selagi kita hidup tidak akan berguna (sia-sia)
jika kita pada akhirnya hanya akan binasa oleh karena hukuman ALLAH.
Apakah
kalian memahami persoalannya? Masalah terbesar kita saat ini bukanlah nilai ulangan
yang jelek, kita masuk sekolah yang tidak kita inginkan, patah hati, bokek,
dsb. Masalah terbesar kita adalah masalah DOSA!!! Dan masalah ini harus diselesaikan.
Musa menunjukkan melalui doanya dalam ayat 13-17
bagaimana masalah dosa ini diselesaikan :
- Dimulai dengan kesadaran akan kebutuhan terhadap belas kasihan dan pengampunan Tuhan (ay 13)
- Mengalami kasih Tuhan (ay 14)
- Dipulihkan oleh Allah (ay 15)
- Mengalami Tuhan (ay 16)
- Hidup bergantung pada berkat Tuhan (ay 17)
Dari kelima hal tersebut Musa menunjukkan kepada
kita bahwa masalah dosa hanya bisa diselesaikan oleh Allah sendiri. Dan memang
Allah telah mengerjakannya, yaitu di dalam dan melalui Tuhan Yesus!
Jadi sekarang keputusan apakah yang harus kita
ambil?
- Akui bahwa kita manusia berdosa dan membutuhkan pengampunan dari Allah. Bahwa kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri.
- Percaya bahwa Tuhan Yesus telah menyelesaikan masalah dosa, dan sekarang kita mau menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita.
Apakah kalian mau melakukan hal itu?
Inilah keputusan terbesar dan terpenting yang harus
kita buat dalam hidup kita yang singkat ini!!!
0 komentar:
Posting Komentar