Rabu, 01 Februari 2012

Kornelius, Seorang yang Diingat Allah

Kisah Para Rasul  10:1-48

“Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat Engkau”.

Sebelumnya aku telah belajar tentang bagaimana Allah memberikan masa damai dalam kehidupan jemaat mula-mula selama beberapa lama. Walapun demikian jemaat tidaklah terlena dengan keadaan damai itu tetapi mereka menggunakannya untuk terus menerus membangun pertumbuhan dalam hidup yang takur akan Allah dan atas pekerjaan Roh Kudus, Allah menambahkan jumlah orang yang percaya.

Dalam bagian ayat ini aku melihat karya Roh Kudus yang lebih jauh lagi. Kalau dalam perikop-perikop sebelumnya Roh Kudus menyatakan pekerjaanNya di antara orang-orang Yahudi maka sekarang Roh Kudus menyatakan karnyaNya lebih jauh dan lebih luas lagi, yaitu menyatakan Injil kepada banyak bangsa. Dan Kornelius menjadi bagian sejarah ini.

Kisah tentang Kornelius ini dicatat dengan cukup panjang menempati satu pasal dalam Kis. Para Rasul. Hal ini menunjukkan pentingnya peristiwa ini dicatat sebagai dasar bahwa Injil adalah untuk segala bangsa.

Mengapa Kornelius?
Pasal 10:1-4 menjelaskan tentang siapa Kornelius. Dia adalah seorang perwira pasukan Roma yang disebut pasukan Italia. Tentunya dia adalah seorang kafir namun si kafir ini hidup saleh dan bahkan bersama seisi rumahnya hidup takut akan Tuhan. Dia menjadi donatur bagi orang Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dengan kata lain jelas bahwa Kornelius adalah orang yang luar biasa baik. Dan kepada orang semacam inilah Allah mengarahkan wajahNya. Dikatakan dalam ay. 4 bahwa segala yang dilakukan oleh Kornelius telah naik di hadapan Allah dan Allah telah mengingatnya.

Mata Allah memang memandang kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia dan takut akan namaNya.

Apa maksudnya telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat Engkau?
·               Yes.45:19 à tidak pernah orang yang mencari Allah akan sia-sia.
·               Yes 1:11-20; Amos 5:21-22; 1  Samuel 5:22 à bahwa yang diperkenan Allah bukanlah kehidupan religius yang nampak tetapi sikap hati yang sungguh-sungguh takut akan Allah.

Kornelius diingat Allah sebab apa yang dilakukannya sungguh-sungguh keluar dari hatinya yang mengasihi Allah dan takut akan Allah. Dia tidak tahu banyak tentang adat istiadat dan ibadah Yahudi, dan tampaknya memang tidak melakukannya. Dia tidak di sunat, bahkan mungkin pengetahuan teologianya pun sangat sedikit. Tetapi dia mengerjakan apa yang dia tahu sebagai kebenaran dengan setia dan dengan tulus hati. Dan Allah senang dengan orang yang demikian. Maka seperti Yes 45 mengatakan bahwa tidak akan sia-sia orang mencari Allah dengan sungguh-sungguh sebab pada waktunya Allah akan memperhatikan orang-orang yang demikian untuk membawa orang itu mengalami kebenaran sejati di dalam Tuhan Yesus.

Cara Allah memperlakukan Kornelius pun sangatlah istimewa. Allah mengirimkan sendiri malaikatNya untuk menemui Kornelius sekaligus memberikan penglihatan kepada Petrus. Sebenarnya hal ini sangatlah tidak efektif. Kenapa gak salah satu saja, seperti dalam peristiwa Filipus yang memberitakan Injil kepada sida-sida dari Etiopia? Tetapi Allah selalu punya caraNya sendiri dalam memperlakukan orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Dia. Dan cara ini dipakai Allah untuk meneguhkan Petrus sekaligus supaya Korneliuspun dapat membawa banyak orang untuk mendengar Injil dari Petrus.

Aku hanya membayangkan saja, bagaimana bersukacitanya Kornelius mendengar berita Injil itu. Dari imannya yang timbul dari telinga yang mau mendegar, hati yang takut akan Tuhan, dan praktek hidup yang setia mengerjakan setiap firman yang dia dengar, Kornelius berjumpa dengan Injil dan memperoleh keselamatan.

Setiap orang yang mencari Allah tidak akan pernah sia-sia.

Jadi apakah selama ini aku telah hidup dalam kesungguhan untuk mencari Allah?
Apakah aku selama ini telah hidup dengan takut akan Allah?
Apakah aku selama ini telah berusaha menjaga kelakukanku tetap bersih seturut dengan firman yang ku dengar?
Apakah aku telah sungguh-sungguh berjumpa dan mengalami sendiri keselamatan yang dari Allah itu?

Aku belajar banyak dari Kornelius...
Kalau kehidupanku sekarang tidaklah lebih baik dari Kornelius seorang kafir yang belum mendengar Injil, celakalah aku!


0 komentar:

Posting Komentar