Ini adalah
perjalananku yang ketiga menggunakan KA ini. Yang pertama dalam perjalanan dari
Jakarta-Malang tahun lalu, waktu itu nama kereta ini masih Senja Kediri. Yang
kedua di bulan April yang lalu. Dengan nama yang baru yaitu Senja Singosari
boleh dikata KA ini mencoba membawa semangat yang baru untuk memperbaiki
layanannya bagi penumpangnya. Saat itu aku menaiki KA ini menuju Jakarta dari
Malang. Dan perjalanan yang ketiga adalah saat ini ketika di dalam gerbong
nomor 1 aku menuliskan cerita ini, saat kereta ini melaju menuju Jakarta sekali
lagi.
Sebenarnya aku lebih
suka naik Matarmaja bila ada keperluan ke Jakarta atau sebaliknya pulang dari
Jakarta. Dengan harga 5x lipat harga Matarmaja, Senja Singosari tidak
menawarkan fasilitas dan kenyamanan sebanding harganya. Memang bangkunya lebih
empuk dibandingkan Matarmaja, juga ada colokan listrik di tiap deret bangku.
Tapi dengan kipas angin, WC yang kotor, dan juga waktu kedatangan yang molor
rasanya dengan harga 5x lebih mahal pilihan lebih baik adalah Matarmaja. Bahkan
pernah satu kali aku berangkat dengan Senja Singosari datang di Jakarta
terlambat 1,5 jam dari jadwal. Eh... pulang ke Malang dengan Matarmaja justru
tiba tepat waktu. Pyuhhhhh....
Selain itu dalam
kereta ekonomi interaksi antar manusia terasa lebih kuat dibanding kereta
bisnis. Interaksi itu seringkali memunculkan banyak inspirasi kehidupan.
Sementara di kereta ini penumpang memiliki area pribadi yang lebih luas
sehingga minim interaksi dan hal itu membuatku bosan. Sendiri, tidak ada teman
ngobrol yang kalopun ada hanya 1 orang di sebelah benar-benar membosankan.
Ditambah tidak ada pedagang asongan yang menemani sepanjang perjalanan makin
lengkaplah rasa bosanku. Padahal suara asongan bisa sangat menghibur lho :
"mijon... mijon.. akua dingin...", "mas beli mizone",
"wah gak ada mizone mas, adanya mijon" duengggggggg....!!!!!!
Tapi karena kemarin
aku kehabisan tiket Matarmaja, jadilah aku sekarang ada di rangkaian gerbong
kereta ini. Dan untuk mengisi kebosanan aku tuliskan saja kata-kata yang
melintas di pikiranku :-)
Sekarang jam 15.30
dan kereta baru aja meninggalkan stasiun Blitar. Aku sendirian di bangku nomor
6. Lapar... tapi belum waktunya makan. Sebelahku ada dua gadis, sepertinya
mahasiswa yang sepanjang jalan terus saja ngobrol ngalor ngidul. Gak puas
ngobrol berdua, masing-masing nelpon gak tahu siapa. Huftttt.... seandainya aku
juga punya teman ngobrol:-( "mbak.... mbak... ngobrol yuk'' hehehehe...
Banyak bangku kosong
di gerbong 1 ini. Gak tahu kenapa, padahal ini sedang long weekend dan tiket
Matarmaja ludes terjual. Memang agak mencurigakan kok sistem penjualan tiket di
PT. KAI ini. Hari senin, 14 Mei 2012 kemarin misalnya. Aku sudah ngantri di Stasiun
Kota Baru dari jam 7 untuk beli tiket pulang dari Jakarta pake Matarmaja.
Antriannya sudah panjang sekali waktu aku datang. Di tengah gerimis, berdiri di
tepi jalan, ngantri selama 1,5 jam dan ujung-ujungnya tiket habis dan aku gak
kebagian! Arrrgggghhhhhhh.... Untungnya kemarahanku terwakili seorang ibu yang
maki-maki penjaga loket dengan garangnya. Mungkin kalo gak dibatasi kaca, ibu
itu udah ngrawuk mukanya mbak yang jual tiket dah. Jelas saja ibu itu marah
karena udah antri lama tahunya gak dapat tiket. Sebenarnya sih yang lebih bikin
marah bukan gak dapat tiketnya tapi karena tidak adanya info yang jelas dari
pihak stasiun tentang berapa jumlah tiket yang masih ada sehingga calon
penumpang harus ngantri tanpa kepastian dapat tiket atau tidak. Seandainya ada
info yang jelas tentunya orang dapat memperkirakan akan kebagian tiket atau
tidak dan dapat memutuskan akan ngantri atau cari alternatif lainnya. Yang
lebih bikin ibu itu berang adalah jawaban dari mbak-mbak yang nuggguin loket : "kalo
ibu mau dapet tiket ya ngantri aja dari jam 3". Wataaaaa!!!!!!! Bad answer
girl. Tolong dong PT. KAI perhatikan 'manner' pegawainya! Dan tolong juga
perbaiki layanan bagi masyarakat. Apa susahnya sih menempatkan satu layar LCD
di ruang pembelian tiket ekonomi yang memberikan info tentang jumlah tiket yang
tersedia seperti halnya di ruang pembelian tiket bisnis-eksekutif. Apakah
karena yang beli tiket ekonomi adalah rakyat kecil, orang pinggiran yang biasa
diinjak-injak dan diperlakukan seenaknya saja maka layanan yang diberikan sekedarnya saja?
Keanehan lainnya
adalah waktu aku ke bagian informasi. Pas ada mbak-mbak yang tanya tentanga
berapa jumlah tiket Matarmaja yang dijual online. Pastinya mbak itu mikir,
secara logika memang agak aneh bila 800 an tiket terjual dalam waktu satu jam
saja. Dan mbak-mbak yang bagian informasi menjawab bahwa sebenarnya yang dijual
online hanya 5 gerbong saja yang artinya hanya 525 tiket. Lah padahal Matarmaja
itu biasanya 8 gerbong, terus yang tiket 3 gerbongnya dijual dengan cara apa?
Hufffttt.. Sungguh mencurigakan! Tapi yahhh.. semua itu hanya berhenti sebatas kecurigaan saja. Aku
juga gak tahu bagaimana mengetahui benar tidaknya kecurigaanku itu. Mungkin
kalau aku bisa punya kenalan pejabat KA akhirnya aku bisa bertanya dan
menemukan jawabannya. Yang aku tahu akibat gak dapat tiket, sekarang aku pergi
ke Jakarta tanpa kepastian nanti akan pulang ke Malang akan naik apa..
Hiksssss..
Sebagai penutup
celotehku sore ini aku berikan aja info perjalanan dengan Senja Singosari dari
catatanku waktu bulan April yang lalu. Cekidot....
13.25
|
Ontime dari
stasiun Kota Baru.
Pas dulu itu aku
hampir ketinggalan. Hanya jeda 3 menit dari aku duduk, kereta sudah
berangkat. Pelajaran berharga!!!
|
15.29
|
Blitar
|
16.53
|
Kediri
|
17.58
|
Nganjuk
|
18.45
|
Madiun
|
20.22
|
Solo
|
22.39
|
Semarang
|
24.09
|
Di Kalibodri...
Berhenti luaaaaammaaaaaa
|
24.34
|
Di Weleri...
Berhenti lamaaaaa lagi. Kalo menurut jadwal harusnya sekarang sudah di
Pekalongan
|
2.08
|
Di Pekalongan.
Berhenti 30 menitan... Gilakkkkk....
|
4.46
|
Cirebon
|
8.30
|
Pasar senen
|
2 komentar:
luar biasa ya perjuangannya ke jakarta :D
hhhmmmm......
sabar ya bro
Posting Komentar