Minggu, 20 Mei 2012

Dalam Gerbong Senja Singosari


Ini adalah perjalananku yang ketiga menggunakan KA ini. Yang pertama dalam perjalanan dari Jakarta-Malang tahun lalu, waktu itu nama kereta ini masih Senja Kediri. Yang kedua di bulan April yang lalu. Dengan nama yang baru yaitu Senja Singosari boleh dikata KA ini mencoba membawa semangat yang baru untuk memperbaiki layanannya bagi penumpangnya. Saat itu aku menaiki KA ini menuju Jakarta dari Malang. Dan perjalanan yang ketiga adalah saat ini ketika di dalam gerbong nomor 1 aku menuliskan cerita ini, saat kereta ini melaju menuju Jakarta sekali lagi.

Sebenarnya aku lebih suka naik Matarmaja bila ada keperluan ke Jakarta atau sebaliknya pulang dari Jakarta. Dengan harga 5x lipat harga Matarmaja, Senja Singosari tidak menawarkan fasilitas dan kenyamanan sebanding harganya. Memang bangkunya lebih empuk dibandingkan Matarmaja, juga ada colokan listrik di tiap deret bangku. Tapi dengan kipas angin, WC yang kotor, dan juga waktu kedatangan yang molor rasanya dengan harga 5x lebih mahal pilihan lebih baik adalah Matarmaja. Bahkan pernah satu kali aku berangkat dengan Senja Singosari datang di Jakarta terlambat 1,5 jam dari jadwal. Eh... pulang ke Malang dengan Matarmaja justru tiba tepat waktu. Pyuhhhhh....

Selain itu dalam kereta ekonomi interaksi antar manusia terasa lebih kuat dibanding kereta bisnis. Interaksi itu seringkali memunculkan banyak inspirasi kehidupan. Sementara di kereta ini penumpang memiliki area pribadi yang lebih luas sehingga minim interaksi dan hal itu membuatku bosan. Sendiri, tidak ada teman ngobrol yang kalopun ada hanya 1 orang di sebelah benar-benar membosankan. Ditambah tidak ada pedagang asongan yang menemani sepanjang perjalanan makin lengkaplah rasa bosanku. Padahal suara asongan bisa sangat menghibur lho : "mijon... mijon.. akua dingin...", "mas beli mizone", "wah gak ada mizone mas, adanya mijon" duengggggggg....!!!!!!

Tapi karena kemarin aku kehabisan tiket Matarmaja, jadilah aku sekarang ada di rangkaian gerbong kereta ini. Dan untuk mengisi kebosanan aku tuliskan saja kata-kata yang melintas di pikiranku :-)

Sekarang jam 15.30 dan kereta baru aja meninggalkan stasiun Blitar. Aku sendirian di bangku nomor 6. Lapar... tapi belum waktunya makan. Sebelahku ada dua gadis, sepertinya mahasiswa yang sepanjang jalan terus saja ngobrol ngalor ngidul. Gak puas ngobrol berdua, masing-masing nelpon gak tahu siapa. Huftttt.... seandainya aku juga punya teman ngobrol:-( "mbak.... mbak... ngobrol yuk'' hehehehe...

Banyak bangku kosong di gerbong 1 ini. Gak tahu kenapa, padahal ini sedang long weekend dan tiket Matarmaja ludes terjual. Memang agak mencurigakan kok sistem penjualan tiket di PT. KAI ini. Hari senin, 14 Mei 2012 kemarin misalnya. Aku sudah ngantri di Stasiun Kota Baru dari jam 7 untuk beli tiket pulang dari Jakarta pake Matarmaja. Antriannya sudah panjang sekali waktu aku datang. Di tengah gerimis, berdiri di tepi jalan, ngantri selama 1,5 jam dan ujung-ujungnya tiket habis dan aku gak kebagian! Arrrgggghhhhhhh.... Untungnya kemarahanku terwakili seorang ibu yang maki-maki penjaga loket dengan garangnya. Mungkin kalo gak dibatasi kaca, ibu itu udah ngrawuk mukanya mbak yang jual tiket dah. Jelas saja ibu itu marah karena udah antri lama tahunya gak dapat tiket. Sebenarnya sih yang lebih bikin marah bukan gak dapat tiketnya tapi karena tidak adanya info yang jelas dari pihak stasiun tentang berapa jumlah tiket yang masih ada sehingga calon penumpang harus ngantri tanpa kepastian dapat tiket atau tidak. Seandainya ada info yang jelas tentunya orang dapat memperkirakan akan kebagian tiket atau tidak dan dapat memutuskan akan ngantri atau cari alternatif lainnya. Yang lebih bikin ibu itu berang adalah jawaban dari mbak-mbak yang nuggguin loket : "kalo ibu mau dapet tiket ya ngantri aja dari jam 3". Wataaaaa!!!!!!! Bad answer girl. Tolong dong PT. KAI perhatikan 'manner' pegawainya! Dan tolong juga perbaiki layanan bagi masyarakat. Apa susahnya sih menempatkan satu layar LCD di ruang pembelian tiket ekonomi yang memberikan info tentang jumlah tiket yang tersedia seperti halnya di ruang pembelian tiket bisnis-eksekutif. Apakah karena yang beli tiket ekonomi adalah rakyat kecil, orang pinggiran yang biasa diinjak-injak dan diperlakukan seenaknya saja maka layanan  yang diberikan sekedarnya saja?

Keanehan lainnya adalah waktu aku ke bagian informasi. Pas ada mbak-mbak yang tanya tentanga berapa jumlah tiket Matarmaja yang dijual online. Pastinya mbak itu mikir, secara logika memang agak aneh bila 800 an tiket terjual dalam waktu satu jam saja. Dan mbak-mbak yang bagian informasi menjawab bahwa sebenarnya yang dijual online hanya 5 gerbong saja yang artinya hanya 525 tiket. Lah padahal Matarmaja itu biasanya 8 gerbong, terus yang tiket 3 gerbongnya dijual dengan cara apa? Hufffttt.. Sungguh mencurigakan! Tapi yahhh.. semua itu  hanya berhenti sebatas kecurigaan saja. Aku juga gak tahu bagaimana mengetahui benar tidaknya kecurigaanku itu. Mungkin kalau aku bisa punya kenalan pejabat KA akhirnya aku bisa bertanya dan menemukan jawabannya. Yang aku tahu akibat gak dapat tiket, sekarang aku pergi ke Jakarta tanpa kepastian nanti akan pulang ke Malang akan naik apa.. Hiksssss..

Sebagai penutup celotehku sore ini aku berikan aja info perjalanan dengan Senja Singosari dari catatanku waktu bulan April yang lalu. Cekidot....

13.25
Ontime dari stasiun Kota Baru.
Pas dulu itu aku hampir ketinggalan. Hanya jeda 3 menit dari aku duduk, kereta sudah berangkat. Pelajaran berharga!!!
15.29
Blitar
16.53
Kediri
17.58
Nganjuk
18.45
Madiun
20.22
Solo
22.39
Semarang
24.09
Di Kalibodri... Berhenti luaaaaammaaaaaa
24.34
Di Weleri... Berhenti lamaaaaa lagi. Kalo menurut jadwal harusnya sekarang sudah di Pekalongan
2.08
Di Pekalongan. Berhenti 30 menitan... Gilakkkkk....
4.46
Cirebon
8.30
Pasar senen

2 komentar:

luar biasa ya perjuangannya ke jakarta :D

Posting Komentar