Markus 1:21-39
"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia
bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di
sana."
Richard J.Foster
mengamati bahwa masalah utama kerohanian hari ini adalah distraksi. Teknologi
dan dorongan kesibukan membuat manusia tidak tahu bagaimana tetap tenang
bersama Allah, sehingga suara Allah tidak lagi terdengar. Bila suaraNya tidak
lagi terdengar, lantas suara siapakah yang kita dengarkan?
Yesus pun berada
dalam keseharian yang penuh distraksi. Jadwalnya begitu penuh. Dari pagi hingga
larut malam Yesus mengajar, menyembuhkan
banyak orang sakit, dan mengusir setan-setan (ay 21-34). Di akhir hari Yesus tentu
sangatlah lelah. Pun demikian esoknya jadwal yang padat sudah menunggu (ay
36-37). Namun Yesus tidak membiarkan diriNya larut dalam kesibukan itu. Dia
memutuskan untuk berhenti sejenak dan menjadi tenang (ay.35). Pause! Dalam jeda
itu Yesus dapat mendengarkan suara BapaNya , jiwaNya disegarkan, dan kuasaNya
dipenuhkan. Dia mengetahui yang harus dilakukanNya dan pelayananNya pun penuh
kuasa (ay 39). Yesus memasuki hari dalam kontrol kehendak BapaNya.
Seperti Yesus kita
perlu memutuskan untuk jeda : untuk tenang dan mendengarkan suara Allah.
Demikianlah kita dapat tetap dalam kontrol Allah di tengah keseharian yang penuh distraksi ini. Bila tidak maka kesibukan yang akan memegang
kendali hidup kita. Akibatnya kehidupan terasa melelahkan, pelayanan kita
kehilangan kuasa sebab kita tidak lagi terhubung dengan sang Sumber Hidup itu.
Oh kiranya saya, kiranya Anda, merindukan suara yang lembut berkuasa itu. Amin.
"Bertobatlah dan tetaplah tenang, maka kamu akan
Kuselamatkan. Percayalah kepada-Ku dengan hati yang tentram, maka kamu akan
Kukuatkan."
0 komentar:
Posting Komentar