Jumat, 04 Mei 2012

Mengetahui, Mengakui, Mengalami

Bagaimana anda bisa menarik seseorang kepada Kristus yang tidak pernah anda jumpai?

Ada nada menggugat dalam pertanyaan di atas. Gugatan terhadap keyakinan seorang Kristen pada Allahnya yang hanya sebatas pengetahuan dan pengakuan namun tidak pernah menjadi pengalaman yang riil dalam hidupnya. Bila pengakuan tidak pernah menjadi pengalaman yang nyata, lalu apa artinya?

Tidak heran banyak orang kecewa dengan imannya, kecewa dengan gereja, kecewa dengan komunitas Kristen. Sebab dunia modern menuntut bukti keberadaan Allah. Dunia sudah bosan dengan kata-kata. Dunia membutuhkan Allah yang bisa disentuh dan dialami. Sampai Allah dialami sebagai realitas yang nyata, keimanan akan makin kering dan akhirnya mati. Sampai komunitas Kristen menolong anggotanya untuk mengalami realitas Allah, maka komunitas itu hanya akan melelahkan anggotanya dan pada akhirnya ditinggalkan.

Sebab itu ketika berbicara tentang keimanan, hal itu bukanlah tentang metode, tata cara tertentu atau teori. Keimanan yang benar adalah tentang pengalaman riil bersama Allah. Membangun keimanan yang benar lebih dari keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang Allah. Membangun keimanan yang benar adalah tentang kerinduan makin mengenal dan mengalami Allah secara nyata dalam hidup sehari-hari. Apakah anda memiliki keimanan seperti ini?



0 komentar:

Posting Komentar