Design for God Purpose

Spreading fresh idea, GOD's words, and my life story.

Design for God Purpose

Spreading fresh idea, GOD's words, and my life story.

Design for God Purpose

Spreading fresh idea, GOD's words, and my life story.

Design for God Purpose

Spreading fresh idea, GOD's words, and my life story.

Design for God Purpose

Spreading fresh idea, GOD's words, and my life story.

Kamis, 09 Februari 2012

Waktu dan Uang menurut Iman Kristen

- 1 Timotius 6:6-10; Efesus 5:15-17 -

 Tujuan
1.     Anggota mengerti pandangan iman Kristen terhadap uang dan waktu.
2.     Anggota mengetahui prinsip Firman Tuhan dalam mengelola uang dan waktu.
3.     Anggota termotivasi untuk membuat rencana penggunaan uang dan waktu dan menerapkannya.


Aktivitas :
1.     Pemimpin menyediakan kaleng bekas susu formula sesuai jumlah anggota, kerikil, batu, air dan pasir.
2.     Kemudian setiap anggota harus memasukkan sebanyak mungkin material ke dalam kaleng dalam waktu 3 menit. Anggota yang berhasil memasukkan material paling banyak dialah yang menang.
3.     Setiap anggota diminta untuk mensharingkan hal yang dipelajari dari permainan ini.


Pendahuluan.
Kunci agar permainan ini berhasil adalah jika kerikil, batu, air dan pasir dimasukkan dengan urutan yang tepat. Jika urutannya keliru maka akan ada benda yang tidak bisa dimasukkan. Kita menyebut hal ini sebagai prinsip “first thing first”. Demikian halnya ketika kita mau belajar mengelola uang dan waktu. Agar bisa menentukan pilihan dan keputusan yang tepat dalam menggunakan uang dan waktu kita maka kita harus mengetahui prinsip firman Tuhan tentang pengelolaan uang dan waktu. Selanjutnya kita harus belajar untuk menerapkannya dengan sungguh-sungguh dalam hidup sehari-hari sehingga kita dapat terhindar dari persoalan yang timbul akibat penggunaan uang dan waktu secara keliru.


Pertanyaan Diskusi
1.     Apakah kamu pernah mengalami persoalan akibat menggunakan uang dan waktu secara keliru? Ceritakanlah pengalamanmu itu!


2.     Baca 1 Timotius 6:17-19. Apakah nasehat yang diberikan Rasul Paulus kepada orang-orang yang memiliki kekayaan?



Jadi, apakah kesimpulanmu tentang pandangan iman Kristen terhadap uang dari nasehat-nasehat tersebut?



3.     Selain nasehat dari Rasul Paulus tersebut, temukan prinsip-prinsip praktis tentang sikap yang tepat dalam menggunakan uang dan kepemilikan kita dalam ayat-ayat berikut ini :
v  Lukas 14:28-30              :
v  Markus 12:42-44            :
v  Kis. 2:44-45                   :
v  Imamat 27:30                :
v  Yakobus 5:1,5               :
v  Amsal 13:11                  :


Kita telah belajar prinsip-prinsip firman Tuhan dalam mengelola uang. Selain uang, Tuhan juga memberikan kepada kita waktu. Setiap orang hidup dalam aturan waktu yang sama: 24 jam sehari 7 hari seminggu. Tuhan juga ingin kita mengelola waktu yang diberikannya dengan baik. Untuk itu kita juga perlu mengetahui pandangan dan prinsip firman Tuhan terhadap waktu sehingga kita bisa menggunakan waktu dengan tepat.

4.     Baca Efesus 5:15-17. Apa nasehat Rasul Paulus tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen menggunakan waktunya dalam ayat-ayat tersebut?



Catatan :
Kata kerja yang digunakan oleh Paulus untuk ‘pergunakanlah’ adalah exagorazo, yang berarti “membeli” atau “menebus”. Sementara untuk kata ‘waktu’ digunakan kata kairos  yang artinya kesempatan. Jadi Paulus ingin menekankan bahwa sebelum mengenal Kristus banyak kesempatan yang telah terbuang sia-sia dalam kehidupan penuh dosa sebab itu  setelah mengenal Yesus seorang Kristen harus menggunakan setiap kesempatan hidup dengan sebaik mungkin untuk melakukan hal yang Yesus kehendaki.


5.     Apa yang menjadi alasan seseorang harus menggunakan waktunya dengan baik (ay. 16)?



6.     Coba cermati berita-berita di media saat ini dan catatlah keadaan sulit dan berbahaya yang sedang terjadi di sekitar kita (keluarga, sekolah, gereja, kota, ataupun bangsa)!


Situasi sulit ini seharusnya mendorong kita untuk sedapat mungkin menggunakan setiap waktu (kesempatan) yang masih kita miliki untuk melakukan hal-hal yang penting. Bagaimana cara untuk mengetahui apa yang penting untuk dilakukan dan yang tidak (ay. 17)? Diskusikan artikel prioritas yang bisa kamu baca di hal......


7.     Setelah kita belajar prinsip-prinsip penggunaan waktu dan uang, coba evaluasilah penggunaan uang dan waktumu selama satu bulan terakhir ini. Apa yang menjadi dasar keputusanmu dalam menggunakan uang dan waktu, kehendak Allah ataukah keinginanmu sendiri?


Kebiasan buruk apa yang harus kamu tinggallkan dalam penggunaan uang dan waktu?


Hal apa yang akan kamu tingkatkan agar penggunaan waktu dan uangmu semakin menyenangkan hati Tuhan?


Sekarang atau Nanti
Bacalah 2 Raja-Raja 20:1-11. Seandainya saja kamu diberikan Tuhan kesempatan untuk hidup 15 tahun lagi seperti halnya Raja Hizkia, apa yang ingin kamu capai? Buatlah dalam bentuk peta kehidupan dan kreasikan dengan menarik sehingga kamu bisa menempelkannya di kamar agar dapat terus diingat dan didoakan!


Proyek Ketaatan
1.     Buatlah anggaran keuangan beserta jumlahnya selama 1 bulan ke depan.
2.     Buatlah time schedule harian, mingguan, dan bulanan dengan bentuk menarik sehingga bisa ditempelkan di kamar.
3.     Lakukanlah evaluasi penggunaan waktu dan uang setiap AKK secara berkala (2 atau 3 bulan sekali) selama KTB menggunakan buku III ini.
4.     Ayat hafalan : Amsal 30:8-9; Mazmur 90:12.

Visi Kerajaan Allah

Kata Ibrani untuk Kerajaan Allah adalah Malkuta de-Adonai-bertahtanya Allah sebagai raja.

Mari kita perhatikan ayat-ayat berikut ini :
1.       Keluaran 15:18
"TUHAN memerintah kekal selama-lamanya"

2.       Kel. 19:4-6
4 Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. 5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel

3.       Ul. 33:5
"Ia menjadi raja di Yesyurun, ketika kepala-kepala bangsa datang berkumpul, yakni segala suku Israel bersama-sama"

Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kerajaan yang dibangun oleh Allah melalui umat Israel adalah kerajaan imam. Ada tiga poin pokok yang menjadi inti Kerajaan Imam Sinai: 
1.       YHWH sebagai raja atas segala bangsa.
2.       YHWH memilih Israel sebagai umat kesayangan agar Israel menjadi model atau patron bagi bangsa-bangsa kafir di sekitarnya tentang bagaimana hidup taat dan beriman kepada YHWH agar mereka pun pada akhirnya hanya me-Rajakan YHWH.
3.       Kekudusan adalah nilai utama Kerajaan Allah.
4.       Visi besar kerajaan Allah itu adalah seluruh bangsa hidup taat dan beriman kepada YHWH dan me-Rajakan YHWH dalam seluruh aspek hidup mereka.

Dalam perkembangannya Israel tidak puas dengan model kerajaan Allah yang dimaksudkan oleh YHWH. Mereka menginginkan raja manusia seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka.

Mari kita perhatikan ayat-ayat berikut ini :
1.       1 Sam. 8:6-9
6 Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN. 7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. 8 Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu. 9 Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka."

2.       Ulangan 17:14-20
14 Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, 15 maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu. 16 Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi. 17 Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak. 18 Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. 19 Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya, 20 supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel.

Dari ayat-ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa YHWH memaklumi apa yang menjadi keinginan orang Israel. YHWH tidak menolak pemerintahan secara politik-monarkis, yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh raja-manusia. Namun visi kerajaan imam haruslah menjadi visi bagi pemerintahan manusia itu. Sebab itulah YHWH mengajukan larangan sebagai prasyarat raja-manusia berdasar pada tiga hal yang berpotensi menggagalkan Israel menjadi sebuah Kerajaan Imam, yakni kekuatan militer, politik dan ekonomi.

Namun Israel melanggar perjanjian itu. Akibatnya 1. Kerajaan Israel dihancurkan; 2. Umat Israel dibuang dan dijajah oleh bangsa-bangsa lain (Babilonia-Persia-Yunani-Romawi); 3. Bait Allah dihancurkan. Tepat seperti apa yang diperingatkan YHWH pada Salomo dalam 1 Raja-Raja 9:1-9.

1 Ketika Salomo selesai mendirikan rumah TUHAN dan istana raja dan membuat segala yang diinginkannya, 2 maka TUHAN menampakkan diri kepada Salomo untuk kedua kalinya seperti Ia sudah menampakkan diri kepadanya di Gibeon. 3 Firman TUHAN kepadanya: "Telah Kudengar doa dan permohonanmu yang kausampaikan ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang kaudirikan ini untuk membuat nama-Ku tinggal di situ sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa. 4 Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, 5 maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. 6 Tetapi jika kamu ini dan anak-anakmu berbalik dari pada-Ku dan tidak berpegang pada segala perintah dan ketetapan-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, 7 maka Aku akan melenyapkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, dan rumah yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku itu, akan Kubuang dari hadapan-Ku, maka Israel akan menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa. 8 Dan rumah ini akan menjadi reruntuhan, sehingga setiap orang yang lewat akan tertegun, bersuit, dan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat yang demikian kepada negeri ini dan kepada rumah ini? 9 Maka orang akan berkata: Sebab mereka meninggalkan TUHAN, Allah mereka, yang membawa nenek moyang mereka keluar dari tanah Mesir dan sebab mereka berpegang pada allah lain dan sujud menyembah kepadanya dan beribadah kepadanya. Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan segala malapetaka ini ke atas mereka."

Karena itu orang Israel sangat menantikan pemulihan bagi kerajaan Israel yang ditandai dg : 1. Pulihnya dinasti pemerintahan Daud (hadirnya mesias); 2. Dibangunnya kembali bait suci; 3. Kembalinya orang Israel dari pembuangan. Dan janji pemulihan inilah yang juga terus diberitakan oleh para nabi Perjanjian Lama. Dan Yesus hadir untuk menggenapi janji itu (Lukas 4: 21).

Sayangnya, pada masa Yesus visi kerajaan Allah ini terdistorsi. Umat Yahudi memaknai hadirnya Kerajaan Allah sebagai dibebaskannya Israel dari penjajahan dan kembali berkuasanya kerajaan Israel atas bangsa-bangsa seperti pada masa Raja Daud. Orang Israel berupaya mewujudkan visi itu dengan berbagai cara. Ada yang bergerak secara radikal-revolusioner. Gerakan ini dimotori oleh kaum zelot  dengan semboyan mereka “No King but God!”.  Ada yang memilih hidup menyepi dan hidup suci, yaitu golongan kaum esenit. Bagi mereka, Kerajaan Allah ada dalam dimensi keheningan dan kesendirian jauh dari orang-orang kafir, sesat dan berdosa. Dan ada yang berupaya melegalisasi diri sebagai 'Raja yang akan datang' dengan kekuatan uang, politik kotor, dan kekuasaan. Mereka berasal dari kalangan istana, Herodes. Dan ada golongan yang senang mempertahankan status quo karena memberikan keuntungan politik dan ekonomi, yaitu orang-orang Farisi, Saduki, dan ahli-ahli Taurat.

Yesus memberikan pemaknaan yang kontras dan beroposisi dari konsep Kerajaan Allah yang umum dianut saat itu. Berita tentang kerajaan Allah sebagai kerajaan imam, kerajaan umat yang dikuduskan, dan bukan kerajaan secara politik, ekonomi, ataupun militer adalah inti berita Yesus kepada umat Israel waktu itu. Kerajaan yang digenapi melalui kehadiran, kematian dan kebangkitan Yesus untuk menebus seluruh umat manusia dan alam semesta dari perbudakan dosa untuk menyembah Yesus sebagai Raja!.

Dari makna ini, kita dibawa kepada suatu klarifikasi bahwa Kerajaan Allah pertama-tama dan terutama berbicara tentang cita-cita eskatologis bahwa Kristus adalah Raja yang sudah dinobatkan dan setiap makhluk dipanggil untuk taat dan menyembah-Nya (Fil. 2:10-11; Kol. 1:15-18).

10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, 20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Dan setiap orang yang percaya kepada Yesus dipanggil untuk mewujudkan visi kerajaan Allah dalam hidupnya (Roma 1:5, “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.”).

Visi kerajaan Allah itu diwujudkan dengan menghadirkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, damai, dan sukacita, seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam Roma 14:17 ”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran (= keadilan), damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."

Mari kita mendiskusikan bagaimana implikasi kebenaran tentang kerajaan Allah bagi kehidupan kita :
1.       Apa arti keselamatan dalam Yesus Kristus bagimu, setelah kamu memahami tentang konsep kerajaan Allah? (band. Yoh 17:3, Yes 11)


2.       Apa visi dan panggilan hidupmu sebagai warga kerajaan Allah?


3.       Bagaimana kamu mewujudkan visi itu:
o    Sebagai mahasiswa :
o    Sebagai anggota keluarga :
o    Sebagai pekerja -nantinya- :
o    Sebagai pelayan siswa/kampus/gereja :
o    Sebagai warga gereja :
o    Sebagai warga Indonesia :


Rabu, 01 Februari 2012

THE DEAD END IS JUST THE BEGIN OF LIVES

-refleksi Lukas 8:22-56 - 

Selama beberapa hari ini aku belajar tentang ‘dead end’, tidak adanya jalan keluar bagi persoalan yang sedang terjadi. Seperti halnya keadaan para murid di tengah badai yang ganas atau seperti laki-laki gila di Gerasa yang seumur hidupnya terikat oleh roh jahat. Juga bagi Yairus dan perempuan yang sakit pendarahan itu. Yang satu terancam kehilangan orang yang dikasihi, yang lainnya putus asa karena sakit yang begitu lama mendera. Bagi mereka semua tidak ada jalan keluar - dead end!.

Namun saat mereka datang pada Yesus, Yesus menunjukkan kuasaNya atas badai, roh jahat, penyakit, dan kematian. Yesus menunjukkan diriNya dapat dipercaya dan diandalkan. Sebab itu Yesus menghardik ketidakpercayaan murid-muridNya lalu berkata “percaya saja dan jangan takut!” pada Yairus. Melalui ‘dead end’ hidup mereka, kuasa Yesus didemonstrasikan. Kuasa yang kemudian membawa mereka pada hidup yang baru, hidup dalam takut akan Tuhan, hidup dalam pembebasan dari keterikatan, dalam kesembuhan, dan dalam sukacita karena menang atas kematian. Sebagaimana Yesus katakan pada perempuan yang sakit pendarahan itu, “imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!, demikianlah dalam pengharapan pada Yesus, ‘the dead end is just the begin of life’.

Sebab itu tidak ada alasan bagiku untuk takut atau bahkan putus asa karena persoalan-persoalan hidupku saat ini. Tidak ada alasan untuk kehilangan harapan pada Yesus. Percaya saja dan jangan takut, sebab melalui jalan buntu yang sedang kuhadapi Yesus hendak menunjukkan kuasaNya. Yesus hendak memulai awal kehidupan baru dalamku. Yang harus kulakukan saat ini hanyalah berseru memohon pertolongannya, datang padaNya, tersungkur di bawah kakinya, menjamah kuasa hadiratNya. Yesus akan menolong, Yesus pasti menolong. Percaya saja dan jangan takut.

“karena itu berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, sebab kamu tahu dalam persekutuanmu dengan Tuhan jerih payahmu tidak akan sia-sia”.

Beyond Expectation

Lukas 9:1-9

Segala tindakan yang Tuhan Yesus lakukan selalu melampaui apa yang sanggup dipikirkan dan dibayangkan oleh manusia. Saat para murid memikirkan solusi logis atas masalah makan dan penginapan yang dihadapi oleh orang banyak yang mengikuti Yesus itu adalah dengan meminta mereka pergi ke kampung-kampung terdekat, Yesus malah menyuruh murid-muridNya memberi banyak orang itu makan. Bagaimana mungkin!!! Mereka hanya punya 5 roti dan 2 ikan. Lantas secara logis mereka berpikir untuk membeli lebih dahulu. Tapi Yesus malah meminta murid-muridNya menyuruh orang banyak itu duduk berkelompok, mengambil apa yang ada pada murid-muridNya yaitu 5 roti dan 2 ikan itu, mendoakannya, memecah-mecahkannya hingga cukup untuk semua orang yang ada di tempat itu, bahkan sisa 12 bakul.

Saat Yesus bertanya tentang pengenalan para murid terhadap diriNya, para murid dengan yakin menjawab bahwa Yesus adalah mesias dari Allah. Pengakuan yang kemudian diterima oleh Yesus sendiri. Mengapa mereka bisa mengenal Yesus sebagai mesias? Sebab para murid telah melihat kuasa dan kemuliaan Yesus. Betapa hebatnya Yesus yang mereka kenal. Dia menyembuhkan orang sakit hanya dengan perkataan, menghardik badai, memberi makan puluhan ribu orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan, bahkan membangkitkan orang mati. Yesus berani menentang para pemimpin agama yang waktu itu dibenci rakyat. Yesus dikagumi para pejabat pemerintah Roma. Yesus dekat dengan orang miskin dan pendosa. PerkataanNya begitu berkuasa dan mempesona. Dan tentu saja Yesus sangat populer pada waktu itu. Ribuan orang mencari dan mengikutiNya setiap hari. Benar-benar gambaran sangat ideal tentang mesias, pribadi yang menurut nubuat para nabi akan membebaskan Israel dari perbudakan dann menjadi raja atas Israel selama-lamanya.

Namun Yesus punya visi sendiri tentang mesias. Visi yang berbeda dengan yang dipahami murid-muridNya. Visi yang justru berkebalikan dengan impian murid-muridNya. Bahwa mesias justru akan ditolak oleh para pemimpin agama, akan menderita, dan dibunuh di atas salib, untuk kemudian akan bangkit pada hari yang ketiga. Alih-alih menawarkan kemuliaan dan hormat, Yesus justru menantang setiap orang yang hendak mengikutNya untuk menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. Yesus menantang setiap orang yang mengikutiNya untuk memberikan nyawanya bagi Yesus, untuk tidak malu akan nama dan perkataan Yesus apapun resiko yang harus dihadapi. Yesus mengajarkan bahwa jalan kegermelapan yang sedang memenuhi benak para muridNya bukanlah jalan yang akan Yesus tempuh. Yesus punya jalan sendiri, yaitu jalan penderitaan dan kematian. itu berarti bahwa setiap orang yang mau ikut Yesus juga haru menempuh jalan yang sama dengan jalan yang Yesus tempuh. Jalan yang membawa pada salib.

Namun bukan berarti Yesus mesias palsu atau mesias yang kalah. Yesus tetap akan menjadi raja atas Israel dan seluruh bumi, yang pemerintahanNya tidak akan berakhir untuk selama-lamaNya. Ujung jalan kerendahan, penderitaan, dan kematiaan yang harus Yesus lalui bukanlah kebinasaan, namun kemenangan. Yesus berkata bahwa pada hari ketiga Yesus akan bangkit. Ini adalah janji sekaligus pengharapan. Bahwa pada akhirnya Yesus akan menang. Kemenangan yang diraih dengan jalan yang sepertinya hanya untuk orang yang kalah.

Apakah pada waktu itu para murid mengerti? Tidak. Apa yang Yesus ungkapkan adalah sesuatu yang beyond imagination. Tapi murid-murid akan mengerti pada akhirnya, bahkan mereka akan mengalaminya.

Apakah bayanganku tentang Yesus?
Ingat Yesus punya cara sendiri mengatasi persoalan-persoalan hidupku. Jangan batasi Dia dengan logika dan keterbatasanmu.
Ingat bahwa Yesus memiliki visiNya sendiri, visi kerendahan, penderitaan, dan kematian. Maukah kamu mengiringNya di jalan yang Dia pilih itu.
Namun ingat juga bahwa pada akhirnya Yesus akan menjadi pemenang. Dan setiap orang yang mau menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari, setiap orang yang mau memberikan nyawanya bagi Yesus, dan setiap orang yang tidak malu akan nama dan perkataan Yesus, orang-orang inilah yang akan bersama-sama dengan Yesus dalam kemenanganNya. Yang lain??? Mereka akan binasa!!!

Kornelius, Seorang yang Diingat Allah

Kisah Para Rasul  10:1-48

“Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat Engkau”.

Sebelumnya aku telah belajar tentang bagaimana Allah memberikan masa damai dalam kehidupan jemaat mula-mula selama beberapa lama. Walapun demikian jemaat tidaklah terlena dengan keadaan damai itu tetapi mereka menggunakannya untuk terus menerus membangun pertumbuhan dalam hidup yang takur akan Allah dan atas pekerjaan Roh Kudus, Allah menambahkan jumlah orang yang percaya.

Dalam bagian ayat ini aku melihat karya Roh Kudus yang lebih jauh lagi. Kalau dalam perikop-perikop sebelumnya Roh Kudus menyatakan pekerjaanNya di antara orang-orang Yahudi maka sekarang Roh Kudus menyatakan karnyaNya lebih jauh dan lebih luas lagi, yaitu menyatakan Injil kepada banyak bangsa. Dan Kornelius menjadi bagian sejarah ini.

Kisah tentang Kornelius ini dicatat dengan cukup panjang menempati satu pasal dalam Kis. Para Rasul. Hal ini menunjukkan pentingnya peristiwa ini dicatat sebagai dasar bahwa Injil adalah untuk segala bangsa.

Mengapa Kornelius?
Pasal 10:1-4 menjelaskan tentang siapa Kornelius. Dia adalah seorang perwira pasukan Roma yang disebut pasukan Italia. Tentunya dia adalah seorang kafir namun si kafir ini hidup saleh dan bahkan bersama seisi rumahnya hidup takut akan Tuhan. Dia menjadi donatur bagi orang Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dengan kata lain jelas bahwa Kornelius adalah orang yang luar biasa baik. Dan kepada orang semacam inilah Allah mengarahkan wajahNya. Dikatakan dalam ay. 4 bahwa segala yang dilakukan oleh Kornelius telah naik di hadapan Allah dan Allah telah mengingatnya.

Mata Allah memang memandang kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia dan takut akan namaNya.

Apa maksudnya telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat Engkau?
·               Yes.45:19 à tidak pernah orang yang mencari Allah akan sia-sia.
·               Yes 1:11-20; Amos 5:21-22; 1  Samuel 5:22 à bahwa yang diperkenan Allah bukanlah kehidupan religius yang nampak tetapi sikap hati yang sungguh-sungguh takut akan Allah.

Kornelius diingat Allah sebab apa yang dilakukannya sungguh-sungguh keluar dari hatinya yang mengasihi Allah dan takut akan Allah. Dia tidak tahu banyak tentang adat istiadat dan ibadah Yahudi, dan tampaknya memang tidak melakukannya. Dia tidak di sunat, bahkan mungkin pengetahuan teologianya pun sangat sedikit. Tetapi dia mengerjakan apa yang dia tahu sebagai kebenaran dengan setia dan dengan tulus hati. Dan Allah senang dengan orang yang demikian. Maka seperti Yes 45 mengatakan bahwa tidak akan sia-sia orang mencari Allah dengan sungguh-sungguh sebab pada waktunya Allah akan memperhatikan orang-orang yang demikian untuk membawa orang itu mengalami kebenaran sejati di dalam Tuhan Yesus.

Cara Allah memperlakukan Kornelius pun sangatlah istimewa. Allah mengirimkan sendiri malaikatNya untuk menemui Kornelius sekaligus memberikan penglihatan kepada Petrus. Sebenarnya hal ini sangatlah tidak efektif. Kenapa gak salah satu saja, seperti dalam peristiwa Filipus yang memberitakan Injil kepada sida-sida dari Etiopia? Tetapi Allah selalu punya caraNya sendiri dalam memperlakukan orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Dia. Dan cara ini dipakai Allah untuk meneguhkan Petrus sekaligus supaya Korneliuspun dapat membawa banyak orang untuk mendengar Injil dari Petrus.

Aku hanya membayangkan saja, bagaimana bersukacitanya Kornelius mendengar berita Injil itu. Dari imannya yang timbul dari telinga yang mau mendegar, hati yang takut akan Tuhan, dan praktek hidup yang setia mengerjakan setiap firman yang dia dengar, Kornelius berjumpa dengan Injil dan memperoleh keselamatan.

Setiap orang yang mencari Allah tidak akan pernah sia-sia.

Jadi apakah selama ini aku telah hidup dalam kesungguhan untuk mencari Allah?
Apakah aku selama ini telah hidup dengan takut akan Allah?
Apakah aku selama ini telah berusaha menjaga kelakukanku tetap bersih seturut dengan firman yang ku dengar?
Apakah aku telah sungguh-sungguh berjumpa dan mengalami sendiri keselamatan yang dari Allah itu?

Aku belajar banyak dari Kornelius...
Kalau kehidupanku sekarang tidaklah lebih baik dari Kornelius seorang kafir yang belum mendengar Injil, celakalah aku!


Ketuhanan yang Kosong

Lukas 6:4

“Mengapa kamu berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang aku katakan?”

Siapakah “kamu”yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus?
Ay 17 : sejumlah besar murid-muridnya dan banyak orang yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Sidon dan Tirus. Mereka datang untuk mendengarkan Yesus dan disembuhkan dari penyakit mereka (ay 18).

Ada 2 golongan dalam pendengar Yesus. Yang pertama adalah murid dan yang kedua adalah orang banyak lainnya yang kita istilahkan sebagai pengikut. Mari kita melihat perbedaan dari dua golongan ini.

-          Golongan yang pertama adalah murid.
Mari kita perhatikan ayat 40 : disebutkan bahwa seorang murid tidak lebih dari gurunya kecuali telah tamat pelajarannya. Jadi seorang murid adalah seorang yang belajar dari gurunya. Tidak hanya pengetahuan saja, melainkan seluruh cara hidup gurunya belajar untuk diikutinya. Sehingga seorang murid baru dikatakan tamat ketika dia telah sama, dalam ajaran dan cara hidup dengan gurunya.
-          Golongan yang kedua adalah pengikut.
Golongan ini berjumlah jauh lebih banyak dibandingkan golongan yang pertama. Kita lihat dalam ayat 17 tadi disebutkan mengenai asal mereka yaitu dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Sidon dan Tirus. Suatu cakupan daerah yang cukup luas dan menggambarkan jumlah yang banyak. Tampaknya Tuhan Yesus pada waktu itu sudah sedemikian popular. Peristiwa Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki kemudian 4000 orang laki-laki bisa memberikan gambaran tentang buaanyakkkknya orang yang mengikut Tuhan Yesus.
Tidak hanya itu saudara, orang-orang ini setia mengikuti Tuhan Yesus kemana saja Tuhan Yesus pergi bahkan sampai mencari dan mengejar (Matius 14:21). Juga mereka begitu antusias mendengarkan pengajaran Yesus (Matius 13:2-3). Mereka mengidolakan Yesus sampai ingin menjadikan Yesus sebagai Raja (Yoh 6:15).
Namun perhatikan apa pendangan Yesus terhadap orang-orang ini :

Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Yoh 6:26

Perhatikan juga Yoh 6:2. Orang-orang banyak itu mengikut Yesus karena mereka ingin disembuhkan dank arena telah menjadi kenyang. Sementara seorang murid belajar untuk menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari (Matius 16:24), seorang pengikut mengikut Yesus untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin hal itu berarti berkat, kesembuhan, kedamaian, masuk sorga, dlsb. Seorang murid memberikan hidupnya bagi Yesus, sedangkan seorang pengikut meminta Yesus memberikan hidupnya bagi kepentingan dan tujuan-tujuan hidup mereka sendiri.

Jelas saudara bahwa kualitas seorang pengikut tidaklah sama dengan kualitas seorang murid. Namun kepada kedua golongan ini Tuhan Yesus sama-sama berkata “kamu berseru-seru kepadaku Tuhan, Tuhan, tetapi kamu tidak melakukan apa yang kukatakan!”.
Ini adalah bentuk pertanyaan retoris, yaitu pertanyaan yang sudah diketahui jawabnya dan diajukan untuk membuat pendengarnya melakukan refleksi. Melalui pertanyaan ini Yesus sedang menggugat arti Ketuhanan Yesus dalam hidup mereka!

Apakah Tuhan itu?
  • Tuhan adalah pencipta langit dan bumi, alam dan segala isinya. Dan Tuhan adalah pencipta manusia. Dia adalah Allah yang mengusir Adam dan Hawa keluar dari taman eden, tetapi juga adalah Allah yang melalui Yesus Kristus selamatkan kita dari dosa. Kita tahu itu adalah perbuatanNya!
  • Tuhan adalah kasih. Tuhan adalah kudus. Kita tahu itu adalah sifat-sifatnya.
  • Tuhan adalah Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Kita tahu doktrin tentang Tuhan.
  • Tuhan itu mahahadir, maha tahu, mahakuasa, dan maha-maha lainnya. Kita tahu atribut-atributNya.

Namun siapakah Tuhan bagi saudara secara pribadi?

Ilustrasi ‘mobil’.
He is the Lord! Tuhan adalah penguasa atas hidup kita. Jadi ketika kita berkata bahwa Yesus adalah Tuhan maka kita rela memberikan hidup kita kepadaNya untuk dikuasai sepenuhnya! John stott dalam bukunya “Radical Disciples” mengatakan demikian “namun karena Yesus adalah Tuhan, kita tidak punya hak untuk mengambil dan memilih area-area yang cocok dimana kita akan tunduk pada otoritasNya”.

Apa yang diminta Yesus pada setiap pribadi yang menyebutNya Tuhan?
Yesus meminta agar para murid dan pengikutnya melakukan tepat seperti apa yang dilakukanNya. Agar para murid tidak hanya sekedar mendengar dan mengagumi pengajaranNya atau mendapatkan kesembuhan atau makanan atau yang lain, tetapi hidup dalam komitmen total untuk mengikuti teladan dan cara hidupNya (Yoh 13:13-15; 1 Yoh 2:6).

Sesungguhnya para murid dan pengikut Yesus itu bukannya tidak melakukan apa yang Yesus minta untuk mereka lakukan. Mereka hanya tidak melakukan dengan sepenuhnya. Mereka menetapkan sendiri area ketaatannya, memilih dimana paling mudah taat dan menghindari area yang meminta harga lebih mahal untuk dibayar. Dalam persoalan inilah baik para murid maupun pengikut Yesus tidak ada bedanya. Mereka sama-sama selektif! Sebab itulah Yesus mempertanyakan pengakuan ketuhanan Yesus dalam hidup mereka. Sebab yang nampak dalam hidup mereka bukanlah ketuhanan Yesus, namun keakuan yang maha kuasa. Memang mereka mengakui Yesus adalah Tuhan, namun Tuhan yang Ompong!!!
Kita semua adalah murid Yesus. Kita dimuridkan dan juga memuridkan. Namun persoalannya apakah kita ini murid Yesus yang sejati dan sedang mengerjakan pemuridan yang sejati? Pernyataan John Stott perlu kita renungkan “kita yang mengklaim diri sebagai murid-murid Tuhan Yesus akan memancingnya berkata “mengapa kamu menyebut aku ‘Tuhan, Tuhan’ dan tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.

Bila kita murid sejati maka kita akan berkata “Siap Tuhan” setiap kali Tuhan meminta kita melakukan kehendakNya tanpa perlu memikirkan harga yang harus kita bayarkan. Seperti yang diungkapkan oleh Paulus dalam II Timotius 2:3-4.
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”

~Let us glorify Thy Name~

Refleksikan :
  1. Apa arti Yesus sebagai Tuhan dalam hidup saudara secara pribadi? Apakah saudara mengakui Dia adalah penguasa atas hidup saudara?
  2. Tuhan menghendaki agar kita mengikuti cara hidup yang telah ditunjukkanNya bagi kita. Apa yang seringkali menghambatmu untuk taat sepenuhnya pada Tuhan Yesus? Dalam area apa saja kita masih enggan untuk taat?

Berdoalah!

SAAT TEDUH dengan METODE BGA


6 M
  1. Memuji dan menyembah
  2. Memohon hikmat
  3. Membaca
  4. Merenungkan
·         5 P (yang kudapat) :
a.      Pelajaran
b.      Penghiburan
c.        Panutan
d.      Peringatan
e.       Perintah
·         5 B (Responsku) :
a.      Bersyukur
b.      Bertobat
c.        Berpegang pada Firman
d.      Berbuat sesuatu
e.       Berdoa sesuai firman
  1. Membandingkan
  2. Membagikan

Contoh :
Galatia 5:1-5
1.        Memuji dan menyembah
2.       Memohon hikmat
3.       Membaca
  • Ay 1-2 : Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul yang dipilih bukan oleh manusia melainkan oleh Tuhan Yesus Kristus.
  • Ay 3-4 : Paulus memberikan salam damai sejahtera kepada jemaat Galatia
  • Ay 5 : Paulus mengakhiri salamnya dengan pujian kepada Allah
4.       Merenungkan
Yang kudapat :
Pelajaran :
  • Kedudukan rohani harus diyakini sebagai otoritas dan pemilihan Allah sendiri
  • Seorang pemimpin rohani harus tetap menyadari bahwa hanya Allah yang patut dipuji dan dimuliakan
  • Kedudukan rohani tidak boleh membuat sombong
Panutan :
  • Paulus tidak sungkan memperkenalkan dirinya sebagai orang dengan kedudukan dan otoritas rohani
  • Sekalipun demikian Paulus tetap rendah hati, seperti yang tampak dalam salam kepada jemaat dan pujian kepada Allah.

Responku :
Berpegang pada firman :
  • Bila menjadi pemimpin rohani, harus menyadari bahwa otoritas yang dimiliki sesungguhnya berasal dari Tuhan
Berbuat sesuatu :
  • Harus belajar menghormati kak Quita sebagai orang yang punya kedudukan dan otoritas rohani
Berdoa sesuai Firman

5.       Membandingkan dengan Santapan Harian, 18 Agustus 2011
6.       Membagikan

Yes Man


Apakah kamu sudah pernah menonton atau setidaknya pernah mendengar tentang film “Hachiko”? Jika belum, saya akan menceritakannya untukmu. Film ini berkisah tentang seekor anjing bernama Hachiko yang setiap pagi selalu mengantar tuannya, Prof. Parker berangkat mengajar. Namun Hachiko hanya bisa mengantar sampai di stasiun kereta bawah tanah karena anjing dilarang naik kereta. Kemudian di stasiun itu dia akan menunggu sampai Prof. Parker pulang kerja untuk bersama-sama pulang ke rumah. Demikian dilakukannya setiap hari. Pada suatu hari saat sedang mengajar, Prof. Parker meninggal dunia karena serangan jantung. Namun Hachiko tidak mengetahui peristiwa itu karenanya dia terus menunggu kepulangan Prof. Paker hingga larut malam. Singkat cerita selama 10 tahun Hachiko terus menunggu kepulangan majikannya di stasiun itu sampai dia sendiri menjadi tua dan mati.

Cerita yang mengharukan ya. Film ini didasarkan pada kisah nyata yang terjadi di Tokyo, Jepang. Untuk mengenang kisah Hachiko yang luarbiasa itu, dibuatlah patung Hachiko di depan stasiun Shibuya, Tokyo dan masyarakat Jepang menjadikannya sebagai lambang kesetiaan.

Nah hari ini kita akan belajar tentang kesetiaan. Tentu saja tidak dengan merenung-renungkan kisah Hachiko melainkan dari Firman Tuhan. Bacalah Lukas 6:46.

  1. Ayat ini merupakan bagian dari kotbah di bukit (Matius 5-7). Siapa saja yang menjadi pendengar Tuhan Yesus pada waktu itu? Perhatikan Lukas 6:17.


  1. Ada dua golongan dari para pendengar Tuhan Yesus, yaitu golongan murid dan golongan orang banyak (kita sebut sebagai pengikut). Apakah perbedaan dua golongan tersebut?
    1. Golongan murid :
-       Lukas 6:40              :
-       Matius 10:1             :
-       Matius 16:24            :
    1. Golongan pengikut :
-       Mat. 14:21, 15:38    :
-       Lukas 4:42              :
-       Mat. 13:2-3             :
-       Yoh. 6:15                :
-       Yoh 6:2, 26             :

Jelas bahwa kualitas seorang pengikut tidaklah sama dengan kualitas seorang murid. Namun kepada kedua golongan ini Tuhan Yesus sama-sama berkata “kamu berseru-seru kepadaku Tuhan, Tuhan, tetapi kamu tidak melakukan apa yang kukatakan!”.

  1. Perhatikan pertanyaan Yesus tersebut. Apakah hal yang dipertentangkan/ dikontradiksikan  Yesus dalam pertanyaan yang diajukannya kepada murid dan pengikutNya?


  1. Apakah yang sebenarnya Yesus harapkan terjadi dalam hidup orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan? Lihat juga Mat 7:21-23, Yoh 13:13-15, 1 Yoh 2:6.


Bandingkan kehidupan para murid dan pengikut itu dengan harapan Yesus. Dimanakah persoalannya sampai Yesus perlu mempertanyakan pengakuan mereka itu?


  1. Refleksikan. Siapakah Yesus bagimu?


Bila sungguh Yesus adalah Tuhan bagimu, renungkan kalimat John Stott berikut ini,
“namun karena Yesus adalah Tuhan, kita tidak punya hak untuk mengambil dan memilih area-area yang cocok dimana kita akan tunduk pada otoritasNya”.
Dalam area-area apa saja kamu masih selektif dalam mentaati kehendak Tuhan Yesus?


Apakah yang menghambatmu untuk setia pada Tuhan Yesus?


Buatlah komitmen untuk taat dan setia melakukan apa saja yang Tuhan Yesus minta untuk kamu lakukan!


Hachiko begitu setia pada Prof. Parker, karena sejak Hachiko kecil prof. Parker telah merawatnya dengan penuh kasih sayang dan kebaikan.
Bila seekor anjing saja tahu membalas kebaikan tuannya, bagaimana dengan kamu?
Tuhan Yesus tidak hanya merawat hidupmu, Dia telah memberikan segala-galanya agar engkau hidup dan memiliki hidup itu untuk selama-lamanya.